Sabtu, 12 Oktober 2013

AUDIT SIKLUS PRODUKSI

AUDIT SIKLUS PRODUKSI
Merencanakan Audit Atas Siklus Produksi
Siklus produksi berhubungan dengan konversi bahan baku menjadi bahan jadi. Siklus ini meliputi perencanaan serta pengendalian produksi dari jenis-jenis dan kuantitas barang yang akan diproduksi, tingkat persediaan yang akan dipertahankan , serta transaksi dan peristiwa yang berkaitan dengan proses pabrikasi.
Siklus produksi saling berkaitan dengan tiga siklus lain yaitu :
1.            Siklus pengeluaran dalam pembelian bahan baku dan pembayaran berbagai biaya overhead
2.            Siklus jasa personalia dalam pembayaran biaya tenaga kerja pabrik
3.            Siklus pendapatan dalam penjualan barang jadi 
Menggunakan Pemahaman Tentang Bisnis Dan Industri Untuk Mengembangkan Strategi Audit
            Pemahaman tentang bisnis dan industri klien akan membantu auditor dalam merancang program audit yang efektif dan efisien. Bagi banyak perusahaan persediaan pabrikasi merupakan proses inti, dan kemampuan entitas itu untuk menghasilkan laba serta arus kas akan tergantung pada seberapa baik proses pabrikasi ini dikelola. Bagi banya perusahaan distribusi dan eceran , manajemen persediaan merupakan hal yang penting untuk mencapai keberhasilan.
            Pada saat mengaudit sebuah perusahaan pabrikasi , auditor biasanya ingin memahami intensivitas modal dari proses pabrikasi, di samping bauran bahan baku dan tenaga kerja yang diperlukan dalam proses pabrikasi itu.Pemahaman ini merupakan hal yang penting dalam mengevaluasi kelayakan hasil-hasil keuangan yang dilaporkan , terutama pada saat mengevaluasi tujuan audit seperti keberadaan persediaan, penilaian persediaan baik pada biaya historis maupun nilai realisasi bersih, apakah klien memegang hak kepemilikan atas persediaan, serta masalah penyajian dan pengungkapan. 
Materialitas, Risiko Inheren, Dan Prosedur Analitis
Materialitas
            Alokasi materialitas ke akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi dalam siklus ini akan bervariasi menurut pertimbangan. Petimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas adalah penentuan besarnya salah saji yang akan mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan yang berakal sehat. Pertimbangan sekunder adalah hubungannya dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan.
Risiko Inheren
Risiko inheren dari terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh transaksi persediaan pada jaringan hotel atau distrik sekolah relatif rendah , karena persediaan bukan merupakan bagian yang material dari proses inti entitas itu.
Prosedur Analitis
Prosedur analitis adalah prosedur yang murah dari segi biaya dan dapat membuat auditor waspada terhadap potensi terjadinya salah saji. Seperti disebutkan, jika laporan keuangan yang disajikan untuk audit memperlihatkan kecenderungan naiknya marjin laba yang disertai dengan naiknya jumlah hari perputaran persediaan, maka persediaan mungkin telah ditetapkan terlalu tinggi.
Pertimbangan Komponen Pengendalian Internal
Seperti dalam kasus siklus pendapatan dan pengeluaran, aspek-aspek dari kelima komponen sistem pengendalian internal suatu entitas dapat diterapkan pada transaksi pabrikasi dalam siklus produksi. Sebagai bagian dari penilaian risiko, manajemen harus memperhatikan risiko yang dibahas dalam bagian terdahulu mengenai risiko inheren dan merancang pengendalian yang sesuai. Sistem akuntansi untuk persediaan mencakup penggunaan akun pengendali dan catatan seperti file produk atau file induk.
Aktivitas Pengendalian – Transaksi Pabrikasi
Komponen aktivitas pengendalian dalam pengendalian internal terdiri atas empat kategori aktivitas :
1.            Pemisahan tugas , pengendalian umum, dan pengendalian aplikasi
2.            Pengendalian pemrosesan informasi yang mencakup otorisasi yang tepat
3.            Pengendalian fisik
4.            Penelaah kinerja dan akuntabilitas.
Fungsi-Fungsi Dan Pengendalian Terkait
Pelaksanaan dan pencatatan transaksi pabrikasi serta pengamanan persediaan melibatkan fungsi-fungsi pabrikasi berikut ini :
1.      Memulai produksi :
·         Merencanakan dan mengendalikan produksi
·         Mengeluarkan bahan baku
2.      Memindahkan barang :
·         Memroses barang dalam produksi
·         Memindahkan pekerjaan yang sudah selesai ke barang jadi
·         Melindungi persediaan
3.      Mencatat transaksi pabrikasi dan persediaan :
·         Menentukan dan mencatat biaya-biaya pabrikasi
·         Menjaga kebenaran saldo-saldo persediaan
 Pengujian Substantif Atas Saldo Persediaan 
Bagian ini berhubungan dengan pengujian substatntif atas presediaan barang dagang yang dibeli dan disimpan oleh pedagang grosir serta eceran dan juga persediaan bahan baku, barang dalam proses, serta barang jadi yang dimiliki pabrikan. Audit atas saldo persediaan memerlukan perencanaan yang cermat dan investasi waktu, biaya , dan upaya audit yang sangat substansila. Guna memastikan bahwa pemeriksaan ini efisien dan efektif dalam mendapatkan bukti kompeten yang mencukupi , harus dipertimbangkan secara cermat penentuan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima dan perancangan pengujian substantif yang sesuai untuk asersi-asersi persediaan.
Menentukan Risiko Deteksi Untuk Pengujian Rincian
Sesuai dengan model audit yang telah diuraikan dan diterapkan, spesifikasi auditor mengenai tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk pengujian rincian atas asersi-asersi persediaan akan mencerminkan suatu hubungan terbalik dengan penilaian risiko inheren, risiko pengendalian, dan risiko prosedur analitis yang relevan yang berkaitan dengan asersi-asersi.
Karena gabungan antara penilaian risiko inheren dan pengendalian seringkali paling tinggi untuk asersi keberadaan atau keterjadian dan penilaian atau alokasi atas saldo persediaan, maka tingkat risiko deteksi keseluruhannya yang dapat diterima mungkin harus diperkecil untuk asersi-asersi ini dibandingkan untu yang lainnya.
Jasa-Jasa Bernilai Tambah Dalam Siklus Produksi
            Manajemen persediaan merupakan proses inti yang harus dikelola dengan baik oleh setiap perusahaan pabrikasi, pedagang grosir, serta pengecer agar dapat mencapai tujuan profitabilitas dan arus kas.
            Lebih jauh lagi , prosedur analitis yang ditempuh auditor akan membahas efektivitas proses manajemen persediaan. Biasanya auditor akan mengevaluasi perputaran persediaan suatu usaha entitas. Jika peringkat klien mendekati tingkat paling bawah dalam industrinya, maka akuntan publik biasanya akan coba membahas masalah bagaiman klien dapat memperbaiki proses manajemen persediaannya.
Merencanakan Audit Atas Siklus Jasa Personalia
Siklus jasa personalia , suatu entitas menyangkut perstiwa dan aktivitas yang berhubungan dengan kompensasi eksekutif serta karyawan. Jenis-jenis kompensasi ini meliputi gaji, upah per jam dan insenstif ( borongan ), komisi, bonus, opsi saham, dan tunjangan karyawan ( misalnya asuransi kesehatan dan uang cuti ). Kelompok transaksi yang utama dalam siklus ini adalah transaksi penggajian.
            Siklus jasa personalia saling berkaitan dengan dua siklus lainnya. Pembayaran gaji dan upah serta pembayaran pajak gaji dan upah berhubungan dengan transaksi pengeluaran kas dalam siklus pengeluaran. 
Menggunakan Pemahaman Tentang Bisnis Dan Industri Untuk Mengembangkan Strategi Audit
Waktu dan upaya audit yang dicurahkan untuk siklus jasa personalia akan bervariasi dari satu industri ke industri lainnya. Audit jasa personalia merupakan hal yang sangat penting bagi keberhasilan audit atas sebuah sekolah, karena 80% hingga 90% dari anggaran tahunannya mungkin dihabiskan untuk jasa dan tunjangan personalia.
            Sebelum melanjutkan audit atas jasa personalia, adalah penting bagi auditor untuk memahami :
1.      Pentingnya jasa personalia bagi keseluruhan entitas ( misalnya, apakah entitas bersifat padat karya atau padat modal )
2.      Sifat kompensasi , karena kompesasi per jam memerlukan sistem pengendalian yang berbeda dengan kompensasi gaji
3.      Pentingnya berbagai paket kompensasi seperti bonus, opsi saham dan hak apresiasi saham, serta perjanjian pensiun.


0 komentar:

Posting Komentar

Chatbox