Sabtu, 12 Oktober 2013

Audit Siklus Pendapatan

Audit Siklus Pendapatan
Audit terhadap siklus pendapatan mencakup dua pendekatan yaitu pengujian kepatuhan dan pengujian substansi. Pengujian kepatuhan bertujuan untuk memahami struktur pengendalian intern terhadap siklus penjualan, yang selanjutnya digunakan sebagai dasar pengujian substansi. Pengujian substansi dimaksudkan untuk melakukan verifikasi terhadap kelayakan jumlah rupiah serta kesesuaian penyajiannya dengan prinsip akuntansi yang lazim diterapkan di Indonesia.
Siklus pendapatan adalah Aktivitas yang terkait dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan pengumpulan kas dari pendapatan. Siklus pendapatan (revenue cycle) perusahaan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam bentuk kas. Perusahaan yang berbeda juga memiliki sumber pendapatan yang berbeda. Sebagai contoh, perusahaan barang dagang dan pabrikasi yang melakukan penjualan; dokter, pengacara, akuntan publik yang menerima uang jasa (fee); bioskop, bank serta lembaga keuangan yang menerima bunga dan deviden; serta sekolah lokal yang menarik pajak. Kebanyakan pembahasan dan ilustrasi didasarkan pada perusahaan barang dagang. Akan tetapi, banyak penjelasan yang dapat mudah diterapkan pada jenis perusahaan lainnya. Kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus pendapatan terdiri atas transaksi:
·         Penjualan kredit (penjualan yang dilakukan dengan hutang),
·         Penerimaan kas (penagihan piutang dan penjualan tunai), dan
·         Penyesuaian penjualan (potongan, retur penjualan dan pengurangan harga, serta piutang tak tertagih (penyisipan dan pengapusan).
Transaksi-ransaksi ini mempengaruhi akun-akun yang diuraikan sebagai berikut. Tiga akun ini, yaitu harga pokok Transaksi Debet Kredit, pendapatan Penjualan, Piutang usaha Penjualan, Harga pokok penjualan, Persediaan, Penerimaan Kas, Diskon Penjualan, Retur Penjualan, Pengurangan harga, Penyisihan untuk Beban piutang tak tertagih, Penyisihan untuk piutang piutang tak tertagih, Pengapusan piutang, dan kas juga dipengaruhi oleh kelompok transaksi dalam siklus lainya.
Tujuan Audit Siklus Pendapatan
Tujuan audit siklus pendapatan adalah untuk memperoleh bukti kompeten yang cukup tentang tiap asersi manajemen yang signifikan dalam laporan keuangan. Pada siklus pendapatan risiko pengendalian yang muncul umumnya karena tekanan pada manajemen untuk menampilkan performa pendapatan yang lebih baik dari entitas lain, keinginan melebih sajikan atau merendah sajikan kas, piutang, atau piutang tak tertagih untuk kepentingan likuiditas. Selain itu kesalahan karena tingginya transaksi dalam siklus pendapatan, standar akuntansi dan klasifikasi akun-akun dalam siklus pendapatan yang tidak tepat memungkinkan munculnya risiko pengendalian. Dokumen-dokumen yang sering digunakan dalam memproses transaksi penjualan, khususnya yang kredit antara lain order pelanggan, penjualan, dokumen pengiriman, faktur penjualan, daftar harga yang diotorisasi, buku besar pembantu piutang, berkas transaksi penjualan, jurnal penjualan dan laporan penjualan bulanan. Fungsi-fungsi yang terlibat dalam transaksi penjualan kredit adalah bagian penerimaan order pelanggan, persetujuan kredit, pemenuhan order penjualan, pengiriman order penjualan, penagihan pelanggan, dan pencatatan transaksi penjualan.
Pemahaman Bisnis Dan Industri Klien
Langkah pertama yang dilakukan adalah memperoleh pemahaman bisnis dan industri klien dalam kaitannya dengan strategi audit, sehingga  akan membantu auditor dalam mengembangkan ekspektasi tentang:
·         Total pendapatan: memahami kapasitas klien, pasar dan pelanggan klien.
·         Marjin kotor dengan memahami pangsa pasar (market share) dan keunggulan kompetitif klien di pasar.
·         Piutang bersih berdasarkan periode penagihan rata2 untuk klien dan industri.
Materialitas
Total pendapatan dijadikan ukuran yang materialitas karena dapat menimbulkan piutang usaha dan kas akhir serta arus kas dari operasi. Piutang usaha yang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit hampir selalu bersifat material terhadap neraca.
Risiko Inheren
Dalam menilai risiko inheren pada asaesi siklus pendapatan, auditor harus mempertimbangkan faktor pervasive yang mempengaruhi asersi dalam beberapa siklus, termasuk siklus pendapatan. Faktor-faktor yang mendorong manajemen untuk mensalah sajikan asaersi siklus pendapatan yaitu menyatakan pendapatan yang tertalu tinggi  dan menyatakan tertalu tinggi kas atau piutang kotor atau tertalu rendah penyisihan piutang tak tertagih. Faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan salah saji dalam asersi siklus pendapatan:
·         Volume penjualan, penerimaan kas dan penyesuaian penjualan yang tinggi.
·         Penentuan waktu dan jumlah pendapatan seringkali bertentangan, seperti dengan standar akuntansi.
·         Mengklasifikasikan piutang sebagai hutang lancar atau tidak lancar karena sifat penagihannya.
·         Transakjsi penerimaan kas menghasilkan aktiva likuid yang rentan terhadap misapropriasi.
·         Transaksi penerimaan penjualan digunakan untuk menyembunyikan penerimaan kas.
Risiko Prosedur Analitis
Risiko ini merupakan unsure risiko diteksi bahwa prosedur analitis akan gagal mendeteksi salah saji yang material yang merupakan cara yang efektif untuk pemahaman bisnis dan usaha klien. Langkah-langkah yang ditempuh yaitu:
1.      Memperoleh pemahaman tentang kapasitas klien.
2.      Memahami pangsa pasar klien
3.      Mengevaluasi hari perputaran piutang usaha.
Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal
Lingkungan Pengendalian terdiri dari beberapa faktor yang dapat mengurangi beberapa risiko inheren yang berkaitan dengan siklus pendapatan yaitu menyajikan piutang dan pendapatan yang tinggi, karakteristik filosofi manajemen dan gaya operasi. Lingkungan pengendalian dapat diperbaiki dengan pemberian otoritas dan tanggung jawab yang jelas.
Penilaian Risiko, yaitu berkepentingan dengan bukti penilaian manajemen dalam pelaporan keuangan.
Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi), pemahaman tentang siklus pendapatan memerlukan pemahaman tentang penjualan dimulai, pemberian barang dan jasa, pencatatan piutang, penerimaan kas dan penyesuaian penjualan.
Pemantauan (Monitoring)yaitu memperoleh pemahaman tentang umpan balik tentang pengendalian internal.
Aktivitas Pengendalian Terhadap Transaksi Penjualan Kredit
            Dalam upaya memahami sistem pengendalian intern terhadap transaksi penjualan kredit ada beberapa hal yang harus senantiasa diperhatikan, yaitu:
1.      Catatan dan Dokumen kunci dalam Siklus Pendapatan
Dalam sistem penjualan kredit digunakan berbagai dokumen maupun catatan akuntansi guna mendokumentasikan setiap informasi yang terbentuk dalam transaksi penjualan. Dalam sistem ini terdapat beberapa dokumen ataupun catatan yang pada umumnya digunakan guna membentuk sistem pengolahan informasi akuntansi yang memadai. Dokumen-dokumen maupun catatan-catatan akuntansi tersebut antara lain: Customer order, sales order, shipping document, sales invoice, authorized pricelist, account receivable subsidiary ledger, sales journal dan customer monthly statement.
2.      Fungsi yang Terkait
Fungsi-fungsi pendapatan yang terkait :
·         Memprakarsai penjualan (penerimaan pesanan & persetujuan kredit)
·         Pengiriman barang dan jasa (pemenuhan & pengiriman pesanan penjualan)
·         Pencatatan penjualan (penagihan pelanggan & pencatatan penjualan)
Beberapa fungsi yang terkait dalam transaksi penjualan kredit, yaitu: penerimaan pesanan dari pelanggan (Accepting customer orders), Peretujuan kredit (Approving credit), penanganan penjualan barang(Filling sales orders), pengiriman barang (Shipping sales orders), penagihan (Billing customers) dan Pencatatan Penjualan ( Recording the sales).
3.      Resiko Pengendalian
Untuk merencanakan audit maka auditor harus memperoleh pemahaman terhadap siklus pendapatan agar dapat 1) mengidentifikasi jenis salah saji yang potensial   2) mempetimbangkan factor-faktor yang mempengaruhi salah saji yang material dan 3) merancang pengujian subtansif.


0 komentar:

Posting Komentar

Chatbox