Regulasi dan Standar Internasional

Setelah sebelumnya membahas tentang regulasi dan standar Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Postingan kali ini, akan membahas tentang ...

HASANUDDIN ACCOUNTING DAYS

7TH HADAYS Hadays (Hasanuddin Accounting Days) merupakan salah satu program kerja dari Ikatan Mahasiswa Akuntansi (IMA) Universitas Hasanuddin yang diadakan setiap tahunnya.Pada kegiatan tersebut terdapat beberapa rangkaian acara

“ ACCOUNTING TECHNOLOGY 2013 ”

“ ACCOUNTING TECHNOLOGY 2013 ” Tema “Little Way, Big program” I. TUJUAN 1. Memberikan pengetahuan mengenai sistem pemprograman akun...

Akuntansi Keuangan dan Standar Akuntansi

Chapter 1 Akuntansi Keuangan dan Standar Akuntansi Laporan Keuangan dan Pelaporan Keuangan Karakteristik penting dari...

Kerangka Konseptual (Conceptual Framework)

CHAPTER 2 Kerangka Konseptual (Conceptual Framework) Kerangka konseptual serupa dengan konstitusi yakni suatu system koheren yang terdi...

Senin, 28 Oktober 2013

7TH HADAYS

7TH HADAYS
Hadays (Hasanuddin Accounting Days) merupakan salah satu program kerja dari Ikatan Mahasiswa Akuntansi (IMA) Universitas Hasanuddin yang diadakan setiap tahunnya.Pada kegiatan tersebut terdapat beberapa rangkaian acara yang dilakukan dalam beberapa hari, makanya dinamakan Accounting Days.Tahun ini adalah Hadays yang ke-7 yang diadakan oleh Ikatan Mahasiswa Akuntansi (IMA) Universitas Hasanuddin.
7TH HADAYS akan diadakan mulai tanggal 18 sampai tanggal 22 Januari 2014 dengan mengangkat grand tema “Enhancing Public Sector With Accountability.”Tema tersebut diangkat karena adanya rasa prihatin terhadap kondisi sektor publik yang semakin marak dengan perilakufraud dan masih jauhnya dari Good Governance and Clean Government.Hal tersebut tidak terlepas dari penggunaan akuntansi itu sendiri. Akuntansi dianggap sebagai pisau dengan dua sisi,satu sisi bisa membawa kemaslahatan dan sisi lain bisa menjadi macan yang siap menerkam. Seyogyanya akuntansi digunakan sebagai alat akuntabilitas tapi dengan berbagai bentuk penyalahgunaan, akuntansi menjadi pendukung berbagai fraud yang merajalela di sektorpublik.Melalui tema tersebut, kita berharap dari kegiatan ini akan muncul berbagai solusi untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan akuntabel, kita dapat membuka pola pikir masyarakat khususnya yang memiliki peranan dalam sektor publik tentang fungsi sebenarnya akuntansi sehingga harapan kita bersama yakni terwujudnya Good and Clean Government  dapat menjadi kenyataan.
Pada Hadays kali ini kita akan lebih memusatkan perhatian pada akrual basis yang diterapkan dalam sektor publik, hal tersebut terkait dengan PP 71 yang mengharuskan pemerintah menggunakan full acrualselambat-lambatnyapadatahun2015 . Ini adalah pembicaraan yang hangat untuk kita bahas karena ada banyak sisi yang tentunya perlu diperhatikan.Full acrual tentunya tidak serta merta dapat diterapkan begitu saja, butuh persiapan baik dari segi infrastruktur maupun dari sumber daya yang ada di sektor publik itu sendiri.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap berjalannya peraturan tersebut. Melalui akrual basis diharapkan menjadi solusi untuk mewujudkan pemerintahan yang akuntabel dan lebih bersih.
Ada beragam rangkaian kegiatan yang diadakan pada 7TH HADAYS ini, diantaranya:
1.      Seminar Nasional dengan tema “Enhancing Accountability In Public Sector With Accrual Basic”
2.      Workshop dengantema “Implementation of Accrual Basic in Public Sector”
3.      Lomba Paper antar mahasiswa se-Indonesia dengan tema “Quo Vadis Accounting In Current Sector Public”

4.      Accounting Student Award (ASA), yaitu lomba akuntansi antar SMA dan SMK

Rabu, 23 Oktober 2013

Apa Fungsi Akuntan di Tengah Maraknya Software Akuntansi?


Apa Fungsi Akuntan di Tengah Maraknya Software Akuntansi?

Saat ini, software akuntansi—dari berbagai vendor dengan beragam spesifikasi dan fitur—telah tersedia. Bukan hanya akuntansi keuangan, software akuntansi manajemen (costing, budgeting, dlsb) bahkan hingga pajak juga sudah ada softwarenya. Kalau mau yang terintegrasi bisa membeli software yang kelas MRP/ERP.


Lalu, apa fungsi akuntan di tengah maraknya software akuntansi, keuangan dan pajak?
“Tidak perlu akuntan, tinggal beli software,” kata dagang software.
Saya tidak mau bilang itu salah, karena sampai pada skala perusahaan tertentu—terutama perusahaan perorangan dengan skala kecil—pernyataan itu ada benarnya. Cukup hanya dengan mempekerjakan pegawai ‘data entry’ yang tahu debit-dan-kredit. Sedangkan proses penyusunan laporan keuangan telah ditangani oleh software.
Ini realitas yang harus disadari oleh semua akuntan dan calon akuntan.
Itu sebabnya, 3 sepupu saya—yang kebetulan lulusan Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi—sangat sering saya wanti-wanti, sejak mereka masih kuliah, agar tidak berpuas diri hanya dengan menghafal teknik debit-kredit dan membuat laporan keuangan. Karena cepat atau lambat fungsi itu akan terambil alih oleh lulusan SMA/SMK dan software akuntansi.
Harus saya tegaskan bahwa, sesungguhnya, fungsi utama seorang akuntan bukanlah menjurnal atau menyusun laporan keuangan. Fungsi itu seharusnya dilaksanakan oleh seorang clerk (atau bookkeeper untuk perusahaan kecil menengah) tentunya masih dengan pengawasan seorang akuntan.
Namun entah mengapa, banyak akuntan yang masih saja ikut menangani pekerjaan-pekerjaan seperti itu. Saya menduga, ada 2 faktor penyebab:
  • Pertama, skill akuntan pemula memang belum memungkinkan untuk menangani pekerjaan di luar urusan menjurnal dan menyusun laporan keuangan. Ini tidak bisa dihindari, karena untuk mampu menjalankan fungsi-fungsi yang lebih lanjut (advance), siapapun butuh proses pembelajaran yang kadang memakan waktu cukup lama.
  • Kedua, masih terbatasnya ruang (baca: lapangan pekerjaan) yang memungkinkan seorang akuntan bisa menjalankan fungsi di luar menjurnal dan menyusun laporan keuangan. Ini yang memperihatinkan; sudah lulus sarjana akuntansi sejak puluhan tahun lalu namun masih—terpaksa—harus menjalankan fungsi-fungsi clerical.
Ke depannya, para akuntan—terutama yang sudah melewati masa-masa awal—sudah harus mulai memperlebar pandangannya ke wilayah-wilayah di luar urusan menjurnal dan membuat laporan keuangan.
Bagaimanapun juga—suka tak suka—harus disadari, bahwa automatisasi selalu lebih cost-effective dibandingkan manual, dan tugas itu telah dilaksanakan oleh software akuntansi secara efektif—dengan pengawasan seorang akuntan yang relatif minimal
Nah, jika fungsi clerial—seperti menjurnal dan menyusun laporan keuangan—telah diambil oleh software akuntansi, lalu fungsi apa yang dijalankan oleh seorang akuntan?
Berikut ini adalah fungsi-fungsi utama akuntan yang sampai saat ini belum bisa diambil-alih oleh software akuntansi (sekedar pengingat):

1. Fungsi Validasi

Fungsi utama Akuntan yang tak bisa dan takkan pernagh bisa diambil-alih oleh software akuntansi adalah proses validasi transaksi.
Misalnya: Ketika seorang AP Clerk melakukan input pembayaran (payment) atas Nota Tagihan#500 dari PT. ABC senilai Rp 20 juta, software akuntansi akan langsung mengurangi Utang atau Accounts Payable (AP) PT. ABC sekaligus mengurangi saldo Kas sebesar Rp 20 juta, secara otomatis. Namun software tidak tahu apakah payment itu valid atau tidak. Asal sudah diinput, maka software mangasumsikan itu telah melalui proses validasi.
Di sinilah fungsi Akuntan (AP Accountant dalam contoh ini) dibutuhkan, yakni melakukan validasi, yakni memeriksa kelengkapan bukti pendukung (Nota Tagihan, Resi Penerimaan Barang yang telah ditandatangani oleh petugas yang berwenang, tembusan Purchase Order yang telah diotorisasi) dan membandingkan angka AP pada sistem dengan yang tertera dalam nota tagihan dan dokumen pendukung, sebelum pembayaran dijalankan.

2. Fungsi Analisa

Fungsi analisa, setidaknya sampai saat ini, belum bisa dilakukan oleh software akuntansi. Dalam siklus proses akuntansi, pekerjaan yang melibatkan aktivitas analisa ada di 2 titik, yaitu:
Sebelum masuk ke dalam system (software akuntansi) – Analisa dilakukan terhadap nota dan bukti pendukung lain sebelum diinput ke dalam system (software), untuk menentukan akun yang sesuai. Fungsi ini harus dilakukan oleh seseorang—tidak oleh seorang akuntan, melainkan oleh clerk atau data entry staff yang melakukan input transaksi. Melakukan penghitungan fisik barang keluar/masuk lalu membandingkannya dengan jumlah yang tertera di nota—sebelum input dilakukan—tergolong proses analisa yang tidak bisa dilakukan oleh software. Namun tidak harus dilakukan oleh akuntan, cukup oleh pegawai pengiriman dan receiving.
Setelah masuk ke dalam system (software akuntansi) – Di wilayah inilah fungsi akuntan diperlukan, yakni memastikan semua transaksi telah diinput ke dalam akun yang sesuai dengan nilai nominal yang benar. Fungsi ini tidak dilakukan setiap kali ada transaksi, melainkan terjadwal secara berkala—disebut dengan proses “ledger detail review’—entah itu secara harian, mingguan atau bulanan. Namun harus dilakukan sebelum tanggal tutup buku, lebih sering labih bagus.

3. Fungsi Rekonsiliasi

Selain validasi dan analisa, seorang akuntan juga dituntut untuk merekonsiliasi semua akun yang ada.
Jika di kampus hanya diajari cara merekonsiliasi Kas, dalam pekerjaan yang sesungguhnya semua akun harus direkonsiliasi—mulai dari Kas, Piutang, Deposit, Persediaan, Surat Berharga, Aktiva Tetap, Pajak Tangguhan, Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi, Kredit Pajak (Lebih bayar dan Faktur Pajak Masukan), Utang Lancar, Utang Jangka Panjang, Modal, Ekuitas, Pendapatan, Biaya, hingga Laba Ditahan, PPh (semua pasal), PPN, PPNBM (jika ada). Semuanya harus direkonsiliasi.
Kapan rekonsiliasi akun dilakukan?
Ada 2 event saat mana rekonsiliasi akun dilakukan:
(a) Reguler – Secara rutin dan terjadwal akun-akun direkonsiliasi, setidak-tidaknya sekali sebelum tutup buku. Misalnya:
  • Akun Kas Kecil direkonsiliasi setiap akhir jam kerja;
  • Kas Bank direkonsiliasi sebulan sekali (menjelang tutup buku);
  • Piutang direkonsiliasi setiap minggu;
  • Deposit direkonsiliasi setiap minggu;
  • Persediaan direkonsiliasi sebulan sekali (menjelang tutup buku)
  • Aktiva Tetap dan Akumulasi Penyusutan direkonsiliasi sebulan sekali (menjelang tutup buku)
  • Kredit Pajak direkonsiliasi sekali sebulan (menjelang pembayaran dan pelaporan)
  • Utang Dagang direkonsiliasi setiap minggu (menjelang jadwal payment)
  • Utang Pajak (PPN dan PPh) sekali sebulan (menjelang pelaporan)
  • Dan seterusnya hingga ke pendapatan dan biaya
Catatan: Fungsi rekonsiliasi rutin dan terjadwal kerap dimandatkan kepada clerk (data entry) atau bookkeeper. Ini dibolehkan sepanjang akuntan masih tetap harus mengawasi dan mengotorisasi rekonsiliasi yang dilakukan—karena bagaimanapun ini menyangkut masalah “pemisahan fungsi” dalam upaya menjaga fungsi internal control tetap berfungsi efektif.
(b) Insidentil – Disamping secara rutin dan terjadwa, rekonsiliasi akun juga dilakukan setiap saat diperlukan. Misalnya: hasil validasi dan analisa menunjukkan indikasi ketidakwajaran pada suatu akun. Dalam kondisi seperti ini seorang akuntan harus melakukan pemeriksaan/investigasi. Hasil investigasi biasanya akan berbuntut pada rekonsiliasi. Tindakan rekonsiliasi semacam ini hanya boleh dilakukan oleh seorang akuntan dengan persetujuan seorang controller atau CFO.
Semua akun harus direkonsiliasi untuk memastikan semua transaksi telah diukur, diakui, dan dilaporkan dengan benar. Artinya, akuntan di semua lini dan seksi harus melakukan fungsi ini. Software akuntansi belum mampu mengambil-alih fungsi ini.

4. Fungsi Evaluasi

Fungsi validasi sehari-hari dan fungsi analisa secara berkala, masih perlu pengawasan untuk memastikan kedua fungsi ini telah berjalan secara efektif dan konsisten—sehingga laporan keuangan yang dihasilkan benar-benar bebas dari “salah saji bersifat material” (material misstatement).
Fungsi evaluasi ini dilakukan oleh akuntan lainnya, yakni internal dan external auditors, melalui proses AUDIT.
Khususnya oleh auditor internal, proses evaluasi tidak hanya dilakukan pada transaksi dan laporan keuangan yang dihasilkan saja, melainkan juga pada system—termasuk prosedur dan software akuntansi—yang digunakan untuk mengolah data transkasi dan menyusun laporan keuangan.
Fungsi pengawasan inipun tidak bisa dilakukan oleh software akuntansi. Pun menggunakan software (khusus audit) sebagai tools, analisa dan judgement yang dilibatkan tetap oleh akuntannya.

5. Fungsi Rekomendasi

Camkan baik-baik:
Validasi, Analisa, Rekonsiliasi dan Evaluasi (termasuk audit internal atau external) TAK ADA GUNANYA jika tidak menghasilkan rekomendasi.
Mengapa?
Karena tidak ada kayu yang bebas kutu, tidak ada selokan bebas eksim, tak ada gading yang tak retak, TIDAK ADA SYSTEM YANG SEMPURNA. Dan jika fungsi-fungsi tersebut telah dilaksanakan secara sungguh-sungguh, maka mustahil tidak menemukan masalah, tidak mungkin tidak menemukan hal-hal yang masih perlu disempurnakan.
Tujuan utama dari fungsi-fungsi tersebut, disamping mencegah juga untuk menemukan ketidaksempurnaan dan celah kelemahan (loop holes), untuk diperbaiki, dikoreksi, direvisi, kalau perlu dibongkar (overhaul) lalu diganti seluruhnya dengan yang lebih baik.
Misalnya:
  • Hasil validasi, analisa, rekonsiliasi, dan evaluasi akun Kas menemukan salah pengukuran atau pengakuan atau pelaporan atau ketiganya. Atas temuan ini harus dibuatkan rekomendasi apakah perlu reversal, adjustment, atau correction entry?
  • Hasil validasi, analisa, rekonsiliasi, dan evaluasi akun Utang Dagang menemukan adanya ketidakberesan, misalnya ada vendor yang bolak-balik mengalami retur barang dalam frekwensi yang tak wajar. Setelah diinvestigasi ternyata memang kualitas barang yang diserahkan kerap tidak memenuhi standar yang diminta. Temuan ini harus dituangkan dalam rekomendasi; mau diapakan ini vendor? Apakah masih bisa diajak bekerjasama?
  • Hasil validasi, analisa, rekonsiliasi, dan evaluasi akun Fixed Asset menemukan adanya pembelian mesin yang tidak melalui prosedur pembelian yang benar, tidak dilengkapi dengan penawaran harga (quotation) yang wajar dan tanpa PO terotorisasi. Akuntan harus mencari tahu mengapa itu terjadi dan merekomendasikan kepada atasan (controller atau CFO) tindakan apa yang diperlukan agar hal itu bisa dikoreksi.
  • Hasil validasi, analisa, rekonsiliasi, dan evaluasi PPN menemukan begitu banyak Faktur Pajak Masukan yang tidak terlaporkan di periode berikutnya, setelah ditelusuri ternyata banyak vendor yang telat menerbitkan faktur, maka perlu rekomendasi kepada pihak atasan supaya duduk bersama dengan vendor untuk menertibkan hal itu. Mungkin juga perlu mengusulkan system/prosedur agar tax accountant bisa menangkap hal serupa lebih dini, ke depannya.
  • Hasil validasi, analisa, rekonsiliasi, dan evaluasi di wilayah costing menemukan adanya ketidakberesan pada proses pengerjaan suatu sparepart, sehingga cost yang timbul menjadi bengkak. Tidak cukup hanya menemukan saja, akuntan harus bertindak untuk MENGKOMUNIKASIKAN ketidakberesan tersebut dengan line-manager yang ada di sana dan ikut memberikan rekomendasi untuk melakukan koreksi terhada ketidakberesan tersebut.
  • Dan lain sebagainya.

6. Fungsi Perbaikan (Revisi dan Koreksi)

Fungsi rekomendasi hanya akan efektif bila ada tindak lanjut berupa PERBAIKAN.
Untuk kesalahan pengukuran, pengakuan dan pelaporan DIPERBAIKI entah dengan jurnal penyesuaian (adjustment entry) atau jurnal koreksi (correction entry). Akuntan bertanggungjawab untuk memastikan jurnal yang diperlukan sudah benar-benar diinput, dan hasil perbaikan benar-benar telah terrefleksi dalam laporan keuangan.
Rekomendasi di luar proses akuntansi dan pelaporan keuangan—yang menyangkut operasional bisnis misalnya—tentu harus ada follow up nya juga.
Betul. Akuntan tidak memiliki kewenangan untuk mencampuri urusan operasional, Namun harus siap jika diminta oleh manajemen untuk memberikan asistensi terkait dengan upaya perbaikan yang dilakukan, tentunya dari aspek akuntansi dan keuangan—misalnya ikut terlibat dalam merancang ulang suatu prosedur (SOP).
Begitu terus bersiklus dari waktu-ke-waktu, mengikuti siklus akuntansi dan seiring dengan perputaran operasional perusahaan.
Itulah fungsi utama akuntan di dalam lingkungan binis—terlepas apakah ada software akuntansi atau tidak. Selanjutnya mari kita tanya diri kita masing-masing:
“Sudahkah fungsi-fungsi itu kita jalankan secara efektif dan konsisten, selama ini?”
Jika belum, ada baiknya jika mulai sekarang dipikirkan bagimana caranya agar fungsi-fungsi itu bisa dilaksanakan ke depannya.
Sebelum ada software akuntansi, keuangan dan pajak, di masa lalu, mungkin masih ada ‘excuse’ jika fungsi-fungsi itu belum bisa dilaksanakan, karena tertindih oleh urusan jurnal-menjurnal dan menyusun laporan keuangan secara manual.
Namun setelah begitu banyak tools yang tersedia untuk mempercepat proses pekerjaan—dengan software akuntansi keuangan dan pajak seperti saat ini—mestinya sudah tidak ada lagi ruang untuk mengatakan “tidak sempat”. Harus bisa.

Mengasah dan Meningkatkan Kemampuan Akuntan

Lingkungan bisnis terus berkembang, termasuk teknologi dalam bentuk software akuntansi. Perkembangan lingkungan bisnis kerap menuntut skill, cara pandang dan sikap mental yang juga berkembang.
Jika tidak mau hanya jadi penonton di pinggir lapangan, akuntan tak punya pilihan selain mengikuti perkembangan itu dengan selalu meningkatkan skill dan pemahaman mengenai teknis pekerjaan akuntansi keuangan dan pajak yang dihadapi.
Salah satu cara efektif akuntan untuk meningkatkan kemampuan adalah dengan mengikuti workshop-worskshop dan seminar-seminar yang membahas situasi terkini di seputaran profesi akuntan. Untungnya, ada banyak banyak penyelenggara yang rutin menggelar workshop dan seminar akuntansi, salah satunya adalah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Namun demikian, tidak semua akuntan punya cukup waktu untuk mengikuti workshop dan seminar, karena padatnya aktivitas pekerjaan yang dijalankan setiap hari.
Untuk mereka yang tak punya waktu untuk mengikuti workshop atau seminar, tentunya masih bisa mengasah dan kemampuan dengan belajar sendiri. Salahsatu cara yang selalu saya anjurkan adalah “learn as you go”, yakni dengan:
  • Sungguh-sungguh memperhatikan proses pekerjaan yang dijalankan sehari-hari—tidak sekedar menjalankan pekerjaan, melainkan mengambil pelajaran dari setiap proses yang dijalankan.
  • Perhatikan dengan seksama ketika atasan/senior memberi penjelasan. Perhatikan bagaimana cara mereka menjalankan dan menyelesaikan suatu kasus. Perhatikan piranti/alat apa yang digunakan untuk mempercepat pekerjaannya. Mereka adalah guru/dosen setelah keluar dari bangku kuliah.
  • Bertanya kepada yang lebih tahu atau lebih berpengalaman—tidak malu/malas untuk bertanya. Salahsatu ciri pembelajar yang baik adalah banyak bertanya, tidak takut dianggap kurang bodoh.
  • Berada dan bergaul di lingkungan yang sesuai—sering ngumpul dan ngobrol sesama akuntan. Mungkin ada banyak hal yang bisa diperoleh dari hasil sharing dengan sesama orang akuntansi, keuangan dan pajak.
Di luar pendekatan “learn as you go,” berikut adalah hal-hal yang layak untuk dilakukan untuk mengasah sekaligus meningkat kemampuan bagi para akuntan:
1. Update Standar Akuntansi Keuangan – Standar Akuntansi Keuangan terus berubah mengikuti perubahan lingkungan bisnis. Jangan pernah ketinggalan dalam mengikuti perubahan-perubahan tersebut—bisa dengan membaca buku-buku akuntansi terbaru atau membaca sumber online yang kompeten. Sumber utama yang tak boleh luput adalah websitenya IAI, termasuk kultwitnya di Twitter.
2. Update Standar dan Teknik Audit – Khususnya yang berprofesi sebagai auditor, mengekuti perkembangan standar Audit vital. Bukan hanya standar audit, melainkan juga teknik-teknik audit yang juga terus berkembang.
3. Update Kasus Akuntansi dan Audit – Disamping perkembangan lingkungan bisnis, perubahan standar—baik akuntansi keuangan maupun audit—banyak dipicu oleh kasus-kasus yang terjadi di lapangan. Mengetahui kasus-kasus yang muncul ke permukaan—apalagi jika dibahas dengan rekan sejawat—sangat bagus untuk mengasah kemampuan sekaligus mengupdate pemahaman teknis akuntansi dan audit.
4. Update Perpajakan – Tak kalah pentingnya bagi akuntan, selain akuntansi keuangan dan audit adalah perpajakan. Undang-undang dan Peraturan Pajak juga mengalami perubahan dari waktu-ke-waktu tentu dengan maksud yang sama, yakni mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis (dan mungkin politik). Sumber yang paling bagus untuk update masalah perpajakan adalah websitenya Ditjen Pajak. Untuk efektifnya, selalu sempatkan untuk mengunduh “Peraturan Terbaru” (entah itu berupa Kepmenkeu atau SE Dirjen Pajak) setiap kali mengunjungi websitenya DJP. Jika mau lebih lanjut, ikuti juga perkembangan litigasi (pengadilan pajak), baca risalah-risalah sidang beserta putusannnya. Belajar dari kasus-kasus perpajakan faktual akan sangat memutakhirkan pemahaman sekaligus kemampuan di bidang perpajakan.
5. Update Teknologi – Ini juga tak kalah pentingnya. Begitu banyak software akuntansi keuangan dan pajak tersedia saat ini. Kalau memungkinkan, usahakan untuk mampu mengoperasikan beberapa diantaranya. Pelajari dan dalami sampai ke fitur-fitur detailnya—sehingga tahu persis hubungan suatu proses transaksi dengan transaksi lainnya, dari aspek teknologi/software. Dengan demikian, secara tak langsung memperoleh dua macam pembelajaran, yakni teknis akuntansi dan sistim informasi akuntansi, secara sekaligus.

Selasa, 22 Oktober 2013

AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGGAJIAN



AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGGAJIAN
Siklus penggajian dan personalia meliputi semua bentuk kompensasi yang diberikan kepada seluruh aktivitas tenaga kerja yang dipekerjakan perusahaan. Rekening-rekening yang terbentuk dalam siklus ini antara lain:
·         Kompensasi pokok (meliputi gaji, upah, insentip, dan macam-macam tunjangan karyawan )
·         Pajak atas gaji/upah karyawan
·         Biaya tenaga kerja langsung (biaya overhead pabrik)
·         Biaya tenaga kerja langsung
·         Utang atas gaji/upah karyawan
·         Gaji dibayar dimuka (uang muka gaji)
Permasalahan Audit Terhadap Siklus Penggajian dan Personalia
Siklus ini menjadi penting dengan beberapa alasan.. Pertama gaji, upah, dan pajak penghasilan pegawai, dan beban pegawai lainnya merupakan komponen utama pada kebanyakan perusahaan, kedua beban tenaga tenaga kerja (labour) merupakan pertimbangan penting dalam penilaian persediaan pada perusahaan menufaktur dan konstuksi, dimana klasifikasi dan alokasi beban upah yang tidak semestinya dapat menyebabkan salah saji laba bersih secara material. Terakhir, penggajian merupakan bidang yang menyebabkan pemborosan sejumlah besar sumber daya perusahaan karena inefisiensi atau pengujian melalui fraud.
Dalam perusahaan yang lebih besar, seringkali kebanyakan akun buku besar untuk memiliki lima puluh atau lebih akun beban gaji. Penggajian juga mempengaruhi akun persediaan barang jadi pada perusahaan manufaktur. Audit atas siklus penggajian dan personalia meliputi perolehan pemahaman atas struktur pengendalian intern, penetapan resiko pengendalian, pengujian atas substantif atas transaksi, prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo.
Jenis-jenis Akun Yang Mempengaruhi Siklus Penggajian dan Personalia
Jenis jenis akun yang mempengaruhi adalah :
·         Beban Gaji dan Upah
·         Pajak penghasilan ditanggung perusahaan dan tunjangan pegawai
·         Kewajiban berupa hutang gaji, hutang pajak penghasilan pegawai
·         Akun sejenis yang berhubungan dengan penggajian
Tujuan Audit Terhadap Siklus Penggajian Dan Personalia
Audit terhadap transaksi penggajian beserta rekening yang terkait dengannya, antara lain:
1.      Eksistensi atau okurensi (occurrence) terbentuknya transaksi.
·         Transaksi penggajian mencerminkan kompensasi semua jasa jasa yang terjadi untuk periode yang diliput oleh periode laporan keuangan. Pencatatan
·         Pencatatan semua biaya-biaya penggajian mencerminkan kewajiban pajak yang berasal dari kompensasi dalam periode yang diaudit.
·         Saldo utang pajak ataupun pajak yang dibayar dimuka mencerminkan jumlah yang menjadi kewajiban pada tanggal neraca.
2.      Kesempurnaan (completeness) pencatatan transaksi.
·         Pencatatan biaya gaji beserta pajaknya mencakup keseluruhan biaya-biaya jasa-jasa karyawan selama tahun yang diaudit.
·         Saldo utang pajak ataupun utang yang dibayar dimuka mencerminkan jumlah yang menjadi kepada pemerintah pada tanggal neraca.
3.       Hak-hak dan kewajiban-kewajiban perusahaan.
·         Saldo utang pajak ataupun pajak yang dibayar dimuka merupakan kewajiban yang sah bagi perusahaan pada tanggal neraca
4.      Penilaian atau alokasi
·         Perhitungan setiap pembayaran terhadap biaya penggajian dan peringkasan catatannya dilakukan dengan cermat
·         Perhitungan terhadap saldo hutang pajak ataupun pajak yang dibayar di muka pada tanggal neraca telah diperhitungkan dengan cermat
·         Biaya penggajian di pabrik telah diklasifikasi dengan cermat menjadi biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tak langsung
·         Perhitungan terhadap pajak atas upah telah diperhitungkan berdasarkan tarif pajak yang berlaku
5.      Penyajian dan pengungkapan
·         Gaji dan pajak atas gaji telah diidentifikasi dan diklasifikasi dalam laporan keuangan dengan layak dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
·         Rekening utang pajak dan utang gaji telah diklasifikasi sebagai utang lancar dalam laporan keuangan pada saat tanggal neraca
Menjelaskan dan menilai materialitas, resiko dan strategi audit
Kecurangan dalam pembuatan daftar gaji menjadi perhatian auditor. Kecurangan semacam ini timbul dari adanya pegawai fiktif yang dimasukkan dalam daftar gaji, dan kemungkinan kesalahan yang disengaja dalam menyusun klasifikasi daftar gaji. Ini berarti ada karyawan yang dihitung dengan tarif yang lebih tinggi. Disamping adanya kecurangan tersebut, akuntan harus memperhatikan ketelitian perhitungan sejak penhitungan waktu hadir, insentif sampai dengan pembuatan daftar gaji dan pembuatan slip gaji.
Pengendalian Intern
Auditor harus memahami struktur pengendalian intern dalam aktivitas pembayaran gaji. Ketiga unsur pengendalian intern harus dipahami, agar dapat menentukan resiko audit yang akan dihadapinya.
Aspek struktur pengendalian yang harus diperhatikan auditor adalah :
a.       Lingkungan pengendalian
Sangat dipengaruhi sistem perekonomian yang berlaku. Dalam menerapkan sistem penggajian ini dipengaruhi oleh kesepakatan kerja dengan organisasi buruh setempat. Dalam masalah penggajian ini manager personalia menghadapi masalah yang sangat pelik karena pada dasarnya transaksi tenaga kerja terjadi setiap saat bersamaan dengan operasinya perusahaan.
b.      Sistem akuntansi
Mencerminkan proses penanganan transaksi penggajian dalam operasi perusahaan. Auditor harus memahami sistem yang digunakan untuk menangani transaksi jasa-jasa tenaga kerja beserta aspek pengendaliannya
c.       Prosedur pengendalian
Menghendaki pelaksanaan lima aspek kategorisasi sistem pengendalian intern dalam operasi perusahaan. Kelima kategori tersebut adalah otorisasi yang memadai, dokumen dan buku-buku catatan, pemisahan tugas, akses kendalian dan pengecekan oleh pihak yang independent
Fungsi-fungsi yang terkait pada siklus penggajian personalia
Kerjasama diantara berbagai bagian tersebut menunjukkan fungsi tertentu yang antara lain :
a.       Hiring Employees
Fungsi ini berkaitan dengan proses penempatan karyawan pada suatu unit kerja
b.      Authorizing Payroll Changes
Adalah fungsi personalia yang berkaitan dengan penetapan struktur gaji atau upah seseorang beserta perubahannya dalam sistem penggajian perusahaan
c.       Preparing Attendance dan Time Keeping Data
Adalah fungsi personalia yang berkaitan dengan pencatatan kehadiran seseorang dalam kantor atau pabrik dan pencatatan aktifitas seseorang di unit kerja masingmasing
d.      Preparing the Payroll
Adalah fungsi personalia yng berkaitan dengan penyiapan daftar gaji seluruh karyawan
e.       Recording the Payroll
Adalah fungsi akuntansi yang berkaitan dengan pencatatan semua transaksi penggaj ian
f.       Paying the Payroll
Adalah fungsi berkaitan dengan pembayaran gaji kepada setiap individu karyawan
g.      Filling Payroll Tax Return
Adalah fungsi ini berkaitan dengan penanganan pembayaran pajak untuk setiap individu karyawan
Prosedur analitis untuk penggajian dan personalia
Prosedur analitis
Bandingkan saldo akun beban gaji dengan tahun lalu (disesuaikan untuk peningkatan Tingkat upah dan peningkatan volume
Bandingkan tenaga kerja langsung sebagai langsung
Bandingkan beban komisi sebagai persentase dari penjualan dengan tahun lalu
Bandingkan beban pajak ditanggung perusahaan sebagai persentase dari gaji dan upah dengan tahun lalu (disesuaikan untuk perubahan dalam tarip pajak)
Bandingkan akun hutang pajak penghasilan pegawai dengan tahun lalu
Kekeliruan yang mungkin
Salah saji dari akun beban gaji
Salah saji dari tenaga kerja
Salah saji dalam beban komisi
Salah saji dalam beban pajak ditanggung perusahaan
Salah saji dalam hutang pajak penghasilan pegawai


Jumat, 18 Oktober 2013

FIFA 14 VS PES 14

FIFA 14 VS PES 14

Sulit untuk memilih antara FIFA 14 atau Pro Evolution Soccer 2014, siapa yang terbaik di daftar game sepakbola? Apalagi keduanya dijanjikan fitur-fitur yang lebih baru.
Dua nama ini pastinya sudah tidak asing di kuping para pecinta game dan pecinta sepakbola. Ya, FIFA 14 dan juga PES 2014. Persaingan EA Sports dan Konami nampaknya akan semakin menjadi-jadi dalam dunia game sepakbola. Konami yang sempat merebut kekuasaan sekuel FIFA melalui Winning Eleven harus menerima kebangkitan FIFA sejak tahun 2006.
Seperti yang kita ketahui, FIFA 14 terlihat sangat real dalam segi gameplay, sedangkan PES 2014 nampak sangat real dari segi grafis. Banyak pihak yang menyatakan bahwa gameplay jauh lebih penting dibandingkan grafis, secara tidak langsung, pernyataan tersebut membantu EA Sports dalam memasarkan FIFA 14 yang memiliki gameplay yang semakin menarik dan menantang.
PES 2014 juga tidak mau kalah. Grafik dari PES 2014 sendiri tergolong sangat bagus, bahkan hingga kerutan di wajah pemain juga tampak jelas dalam game ini. Tidak aneh, Konami yang terlanjur kalah saing sepertinya akan memaksimalkan kelebihan yang mereka miliki saat ini. Dan ternyata mereka berani membuktikannya dalam grafis PES 2014 yang sangatlah tajam dan detil. 
Tetapi jika Anda amati betul-betul, ternyata grafik di PES 2014 tidaklah sesempurna yang dibicarakan orang. Ternyata grafik dari fox engine yang mereka gunakan menemukan banyak halangan. Dari segi grafik stadium dan lapangan, ternyata lebih menjurus ke 2D, bukan 3D. Perhatikan juga gerakan penonton yang cenderung patah-patah dan terlihat "kartun".
Dari jarak pandang saat pertandingan, memang bentuk perawakan para pemain di PES 2014 ini tampak sangat sempurna. Berbeda dengan pemain di FIFA 14 yang cenderung tampak bungkuk dan sudah menjadi ciri khas dari FIFA. Tetapi jika Anda coba untuk dekatkan fokus Anda pada pemain, kesan "kartun" kembali muncul, dan pastinya kurang enak dipandang.
Sedangkan dari segi FIFA 14 sendiri, rasanya perkembangan gameplay yang cukup matang bisa dijadikan acuan. Mulai dari Career Mode hingga Ultimate Team, FIFA 14 seperti menyuguhkan segalanya dengan sesuatu yang bersifat eksklusif dan baru. Ya, dengan tampilan yang lebih menarik dan lebih futuristik, rasanya FIFA 14 bisa lebih menarik perhatian para pecinta game sepakbola. Tidak hanya itu, tingkat akselerasi dan kelincahan pemain juga mengalami perkembangan yang cukup signifikan dibandingkan dengan edisi sebelumnya di FIFA 13. Gaya dan teknik menendang juga terlihat lebih realistis dalam FIFA 14.
Bukan lebih memuja FIFA 14 dibandingkan PES 2014, tetapi kemunduran yang dialami oleh Konami beserta produknya yang satu ini rasanya cukup mengecewakan. Bahkan banyak pihak yang mulai beranggapan bahwa PES 2013 lebih baik daripada PES 2014. Bertolak belakang dengan FIFA 14 yang lebih dipuji kehadirannya dan dianggap sebagai evolusi yang sukses dari FIFA 13.

Chatbox