CHAPTER 2
Kerangka Konseptual (Conceptual
Framework)
Kerangka konseptual serupa dengan
konstitusi yakni suatu system koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep
fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan
standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari
akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Kerangka
konseptual sangat berguna dalam terbentuknya suatu keputusan yang sesuai dengan
aturan dan konsep yang terbentuk sebelumnya sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam mengambil keputusan. Kerangka konseptual juga sangat dibutuhkan dalam
Akuntansi karena memungkinkan IASB menerbitkan suatu pernyataan yang lebih
berguna dan konsisten dari waktu ke waktu, dan dapat menetapkan standar akan
suatu hasil dari Akuntansi yang logis.
Selain itu, agar dapat memberikan
informasi yang berguna, penyusunan laporan keuangan harus berdasarkan standar
dan aturan yang berlaku. Untuk itu pelaporan keuangan memerlukan kerangka
konsep sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.
Kerangka konseptual dibutuhkan agar
aturan pelaporan keuangan dapat berguna dan tidak mengambang. IASB dan FASB
masing-masing memiliki konsep tersendiri, dimana kerangka konseptual IASB
tercermin pada dokumennya, sedangkan FASB ada pada pengembangan dokumen itu,
sekarang FASB dan IASB telah bekerja sama untuk menghasilkan konsep yang dapat
diterima secara umum.
IFRS membagi kerangka konseptual
pelaporan keuangan kedalam tiga level yaitu, pertama adalahfirst level :
basic objective, kedua second level : fundamental
concept, ketiga third level : Recognition, measurement, and
disclosure concept.
Disini dijelaskan apa sebenarnya tujuan dari pelaporan
keuangan, dimana tujuannya ialah menyediakan informasi yang berguna untuk
investor yang ada dan yang berpotensial, kreditor, serta pemberi pinjaman dalam
membuat keputusan terkait perannya sebagai penyedia modal.
2. Second level : Fundamental Concept
·
Karakteristik
kualitatif informasi akuntansi
Karakteristik kualitatif mengidentifikasi
alternatif yang menyediakan informasi paling berguna dalam pengambilan
keputusan. Karakteristik kualitatif terdiri atas dua jenis terkait kegunaanya,
yaitu, kualitas primer dan kualitas sekunder.
a. Kualitas Primer
Kualitas primer terdiri atas relevan
dan reliabilitas, dimana relevan menjelaskan bahwa informasi akuntansi harus
dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil, yang dapat mempengaruhinya
ialah : 1. nilai prediktif, 2. nilai konfirmasi, sedangkan reliabilitas
menjelaskan bahwa semua saldo dan penjelasan yang disajikan benar – benar ada
dan terjadi, untuk dapat memenuhi reliabilitas unsur – unsur yang harus
dipenuhi antara lain, 1. kelengkapan, 2. netral, 3. bebas dari kesalahan.
b. Kualitas Sekunder
Kualitas sekunder sebenarnya merupakan
pelengkap dari kualitas primer, agar dapat menjadikan laporan keuangan lebih
berguna. Unsur – unsur kualitas sekunder ialah :
·
Dapat
dibandingkan
·
Dapat
diuji
·
Tepat
waktu
·
Dapat
dipahami
·
Elemen
Dasar
Dalam laporan keuangan banyak istilah yang digunakan, istilah
berikut yang sering digunakan ialah :
1.
Aset
2.
Kewajiban
3.
Ekuitas
4.
Pendapatan
5.
Beban
3. Third Level : Recognition,
Measurement, and Disclosure Concept
a. Asumsi Dasar
Lima asumsi dasar dalam penyusunan
laporan keuangan yang digunakan ialah :
·
Economic
Entity : asumsi ini menjelaskan bahwa kekayaan pemilik harus dipisahkan dengan
kekayaan perusahaan.
·
Going
Concern : asumsi ini menjelaskan bahwa entitas didirikan untuk jangka waktu
yang tidak ditentukan
·
Monetary
Unit : asumsi ini menjelaskan bahwa transaksi yang terjadi harus dapat diukur
dengan satuan uang
·
Periodicity
: asumsi ini menjelaskan bahwa laporan keuanga dilaporkan dalam suatu jangka
waktu tertentu
·
Accrual
Basic : asumsi ini menjelaskan bahwa segala transaksi yang terjadi harus
dicatat saat itu juga
b.
Prinsip
Dasar Akuntansi
Umumnya ada empat prinsip dasar akuntansi, yaitu 1.
Pengukuran, 2. Pengakuan pendapatan, 3. Pengakuan beban, 4. Pengungkapan penuh
·
Pengukuran
: ada dua jenis pengukuran yaitu cost principle, dimana aset dicatat pada saat
harga perolehan, dan fair value, yaitu aset dinilai sesuai nilai saat ini yang
berlaku.
·
Pengakuan
pendapatan : pengakuan pendapatan terbagi tiga, ketika sebelum produksi, pada
saat selesai produksi dan saat menerima uang tunai.
·
Pengakuan
beban : pengakuan beban diklasifikasikan sebagai biaya produk, yang berhubungan
langsung dengan produksi, seperti bahan baku, dan biaya periode, yang tidak
berhubungan langsung dengan produksi, seperti gaji karyawan.
·
Pengungkapan
penuh : segala sesuatu yang bersangkutan dengan laporan keuangan dan dapat
mempengaruhi keputusan harus diungkapkan.
c.
Hambatan
– Hambatan
Dalam menyusun laporan keuangan terdapat hambatan yang
terjadi, yaitu biaya penyusunan dan materialitas.
·
Biaya
Banyak orang mengira bahwa informasi
akuntansi itu gratis, mereka salah, karena dalam penyusunan laporan keuangan
terdapat biaya yang dikeluarkan agar menjadi informasi yang berguna, misal :
nilai aset harus diaudit terlebih dahulu agar nilainya sesuai, biaya yang
dikeluarkan untuk membayar auditor menjadi biaya untuk menyusun laporan
keuangan, sehingga entitas harus lebih selektif dalam menyusun laporan
keuangan, dan tidak sembarangan.
·
Materialitas
Materialitas merupakan salah saji yang terjadi dalam
penyusunan laporan keuangan, sehingga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.
Misal : nilai piutang yang tidak dapat ditagih sebesar 60% dari total
penjualan, hal ini tentu saja dapat mempengaruhi pengguna dalam mengambil
keputusan.
terimakasih, sangat membantu.
BalasHapusSingkat dan jelas. Terimakasih
BalasHapusTerimakasih banyak
BalasHapusUnsur framework yg mana ih
BalasHapusTrimakasih,, very very membantu
BalasHapusTerimakasih, sangat membantu sekali..
BalasHapus