Audit Siklus Pendapatan
Audit
terhadap siklus pendapatan mencakup dua pendekatan yaitu pengujian kepatuhan
dan pengujian substansi. Pengujian kepatuhan bertujuan untuk memahami struktur
pengendalian intern terhadap siklus penjualan, yang selanjutnya digunakan
sebagai dasar pengujian substansi. Pengujian substansi dimaksudkan untuk
melakukan verifikasi terhadap kelayakan jumlah rupiah serta kesesuaian
penyajiannya dengan prinsip akuntansi yang lazim diterapkan di Indonesia.
Siklus pendapatan adalah Aktivitas
yang terkait dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan pengumpulan
kas dari pendapatan. Siklus pendapatan (revenue cycle) perusahaan terdiri dari
aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan
pelanggan dan penagihan pendapatan dalam bentuk kas. Perusahaan yang berbeda
juga memiliki sumber pendapatan yang berbeda. Sebagai contoh, perusahaan barang
dagang dan pabrikasi yang melakukan penjualan; dokter, pengacara, akuntan
publik yang menerima uang jasa (fee); bioskop, bank serta lembaga keuangan yang
menerima bunga dan deviden; serta sekolah lokal yang menarik pajak. Kebanyakan
pembahasan dan ilustrasi didasarkan pada perusahaan barang dagang. Akan tetapi,
banyak penjelasan yang dapat mudah diterapkan pada jenis perusahaan lainnya.
Kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus pendapatan terdiri atas
transaksi:
·
Penjualan kredit (penjualan yang dilakukan
dengan hutang),
·
Penerimaan kas (penagihan piutang dan penjualan
tunai), dan
·
Penyesuaian penjualan (potongan, retur penjualan
dan pengurangan harga, serta piutang tak tertagih (penyisipan dan pengapusan).
Transaksi-ransaksi
ini mempengaruhi akun-akun yang diuraikan sebagai berikut. Tiga akun ini, yaitu
harga pokok Transaksi Debet Kredit, pendapatan Penjualan, Piutang usaha
Penjualan, Harga pokok penjualan, Persediaan, Penerimaan Kas, Diskon Penjualan,
Retur Penjualan, Pengurangan harga, Penyisihan untuk Beban piutang tak
tertagih, Penyisihan untuk piutang piutang tak tertagih, Pengapusan piutang,
dan kas juga dipengaruhi oleh kelompok transaksi dalam siklus lainya.
Tujuan
Audit Siklus Pendapatan
Tujuan audit siklus pendapatan adalah
untuk memperoleh bukti kompeten yang cukup tentang tiap asersi manajemen yang
signifikan dalam laporan keuangan. Pada siklus pendapatan risiko pengendalian
yang muncul umumnya karena tekanan pada manajemen untuk menampilkan performa
pendapatan yang lebih baik dari entitas lain, keinginan melebih sajikan atau
merendah sajikan kas, piutang, atau piutang tak tertagih untuk kepentingan
likuiditas. Selain itu kesalahan karena tingginya transaksi dalam siklus
pendapatan, standar akuntansi dan klasifikasi akun-akun dalam siklus pendapatan
yang tidak tepat memungkinkan munculnya risiko pengendalian. Dokumen-dokumen
yang sering digunakan dalam memproses transaksi penjualan, khususnya yang
kredit antara lain order pelanggan, penjualan, dokumen pengiriman, faktur penjualan,
daftar harga yang diotorisasi, buku besar pembantu piutang, berkas transaksi
penjualan, jurnal penjualan dan laporan penjualan bulanan. Fungsi-fungsi yang
terlibat dalam transaksi penjualan kredit adalah bagian penerimaan order
pelanggan, persetujuan kredit, pemenuhan order penjualan, pengiriman order
penjualan, penagihan pelanggan, dan pencatatan transaksi penjualan.
Pemahaman Bisnis
Dan Industri Klien
Langkah pertama yang dilakukan
adalah memperoleh pemahaman bisnis dan industri klien dalam kaitannya dengan
strategi audit, sehingga akan membantu auditor dalam mengembangkan
ekspektasi tentang:
·
Total
pendapatan: memahami kapasitas klien, pasar dan pelanggan klien.
·
Marjin
kotor dengan memahami pangsa pasar (market share) dan
keunggulan kompetitif klien di pasar.
·
Piutang
bersih berdasarkan periode penagihan rata2 untuk klien dan industri.
Materialitas
Total
pendapatan dijadikan ukuran yang materialitas karena dapat menimbulkan piutang
usaha dan kas akhir serta arus kas dari operasi. Piutang usaha yang disebabkan
oleh transaksi penjualan kredit hampir selalu bersifat material terhadap
neraca.
Risiko
Inheren
Dalam
menilai risiko inheren pada asaesi siklus pendapatan, auditor harus
mempertimbangkan faktor pervasive yang mempengaruhi asersi dalam beberapa
siklus, termasuk siklus pendapatan. Faktor-faktor yang mendorong manajemen untuk mensalah
sajikan asaersi siklus pendapatan yaitu menyatakan pendapatan yang tertalu
tinggi dan menyatakan tertalu tinggi kas atau piutang kotor atau
tertalu rendah penyisihan piutang tak tertagih. Faktor-faktor lain yang dapat menimbulkan salah saji dalam
asersi siklus pendapatan:
·
Volume
penjualan, penerimaan kas dan penyesuaian penjualan yang tinggi.
·
Penentuan
waktu dan jumlah pendapatan seringkali bertentangan, seperti dengan standar
akuntansi.
·
Mengklasifikasikan
piutang sebagai hutang lancar atau tidak lancar karena sifat penagihannya.
·
Transakjsi
penerimaan kas menghasilkan aktiva likuid yang rentan terhadap misapropriasi.
·
Transaksi
penerimaan penjualan digunakan untuk menyembunyikan penerimaan kas.
Risiko
Prosedur Analitis
Risiko ini merupakan unsure risiko
diteksi bahwa prosedur analitis akan gagal mendeteksi salah saji yang material
yang merupakan cara yang efektif untuk pemahaman bisnis dan usaha klien. Langkah-langkah
yang ditempuh yaitu:
1.
Memperoleh
pemahaman tentang kapasitas klien.
2.
Memahami
pangsa pasar klien
3.
Mengevaluasi
hari perputaran piutang usaha.
Mempertimbangkan Komponen
Pengendalian Internal
Lingkungan Pengendalian terdiri dari beberapa faktor yang
dapat mengurangi beberapa risiko inheren yang berkaitan dengan siklus
pendapatan yaitu menyajikan piutang dan pendapatan yang tinggi, karakteristik
filosofi manajemen dan gaya operasi. Lingkungan pengendalian dapat diperbaiki
dengan pemberian otoritas dan tanggung jawab yang jelas.
Penilaian Risiko, yaitu berkepentingan dengan
bukti penilaian manajemen dalam pelaporan keuangan.
Informasi dan Komunikasi (Sistem
Akuntansi), pemahaman
tentang siklus pendapatan memerlukan pemahaman tentang penjualan dimulai,
pemberian barang dan jasa, pencatatan piutang, penerimaan kas dan penyesuaian
penjualan.
Pemantauan (Monitoring), yaitu memperoleh pemahaman tentang
umpan balik tentang pengendalian internal.
Aktivitas Pengendalian Terhadap
Transaksi Penjualan Kredit
Dalam
upaya memahami sistem pengendalian intern terhadap transaksi penjualan kredit
ada beberapa hal yang harus senantiasa diperhatikan, yaitu:
1.
Catatan
dan Dokumen kunci dalam Siklus Pendapatan
Dalam sistem penjualan kredit digunakan berbagai dokumen
maupun catatan akuntansi guna mendokumentasikan setiap informasi yang terbentuk
dalam transaksi penjualan. Dalam sistem ini terdapat beberapa dokumen ataupun
catatan yang pada umumnya digunakan guna membentuk sistem pengolahan informasi
akuntansi yang memadai. Dokumen-dokumen maupun catatan-catatan akuntansi
tersebut antara lain: Customer order, sales order, shipping document,
sales invoice, authorized pricelist, account receivable subsidiary ledger,
sales journal dan customer monthly statement.
2.
Fungsi
yang Terkait
Fungsi-fungsi pendapatan yang
terkait :
·
Memprakarsai
penjualan (penerimaan pesanan & persetujuan kredit)
·
Pengiriman
barang dan jasa (pemenuhan & pengiriman pesanan penjualan)
·
Pencatatan
penjualan (penagihan pelanggan & pencatatan penjualan)
Beberapa fungsi yang terkait dalam transaksi penjualan
kredit, yaitu: penerimaan pesanan dari pelanggan (Accepting customer
orders), Peretujuan kredit (Approving credit), penanganan
penjualan barang(Filling sales orders), pengiriman barang (Shipping
sales orders), penagihan (Billing customers) dan
Pencatatan Penjualan ( Recording the sales).
3.
Resiko
Pengendalian
Untuk
merencanakan audit maka auditor harus memperoleh pemahaman terhadap siklus
pendapatan agar dapat 1) mengidentifikasi jenis salah saji yang
potensial 2) mempetimbangkan factor-faktor yang mempengaruhi
salah saji yang material dan 3) merancang pengujian subtansif.
0 komentar:
Posting Komentar